Sabtu, 30 Juni 2012

KLASIFIKASI FITOPLANKTON DAN ZOOPLANKTON BESERTA KETURUNAN-KETURUNANNYA (TUGAS SEMESTER 1)


TUGAS: Semester I

KLASIFIKASI FITOPLANKTON DAN ZOOPLANKTON BESERTA KETURUNAN-KETURUNANNYA

Oleh:
MUCHDAR AYUB
O51 608 021



 








PROGRAM STUDI MANEJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
 FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS KHAIRUN 
TERNATE
2010


KLASIFIKASI FITOPLANKTON DAN ZOOPLANKTON

1.1 Divisi Cyanophyta
Kingdom : Plantae
Divisi : Cyanophyta
Klas : Cyanophyceae
Ordo : Chroococcales
Species : Chroococcus turgidus
Ordo : Chamaesiphonales
Ordo : Nostocales
Species : Gloeocapsa sp.
Species : Merismopedia sp.
Species : Microcystis sp.
Species : Arthrospira sp.
Species : Spirulina sp.
Species : Lyngbya sp.
1.2.Divisi Chlorophyta
Kingdom : Plantae
Divisi : Chlorophyta
Klas : Chlorophyceae
Genus : Chlamydomonas
Genus : Haematococcus
Genus : Coccomonas
Genus : Spirotaenia
Genus : Xanthidium
Spesies : Xanthidium armatum
Genus : Micrasterias
Spesies : Micrasterias rotate / Micr.arucata
Genus : Pteromonas
Species : Ankistrodesmis falcatu
Species : Scenedesmus quadricauda
Species : Dictyosphaerium pulchellum
Species : Pediastrum boryanum
Species : Hydrodictyon reticulatum
Klas : Prasino / Haptophyceae
Species : Pyramimonas grossi
Species : Platymonas convolutae
Species : Halosphaera viridis
1.3. Divisi Pyrrophyta / Dynophyta
Kingdom : Plantae
Divisi : Pyrrophyta / Dynophyta
Klas : Dynophyceae
Species : Prorocentrum micans
Species : Exuviella marina
Genus : Gymnodinium
Species : Ceratium tripos
Species : Ceratium hirundinella
Species : Protoperidinium leonis
Genus : Dinophysis
Species : Dinophysis caudate
Species : Dinophysis acuta
Species : Dinophysis fortii
Species : Dinophysis tripos
1.4. Divisi Cryptophyta
Kingdom : Plantae
Divisi : Cryptophyta
Klas : Cryptophyceae
Genus : Cryptomonas
Species : Cryptomonas ovata
1.5. Divisi Euglenophyta
Kingdom : Plantae
Divisi : Euglenophyta
Klas : Euglenophyceae
Genus : Euglena
Species : Euglena gracilis
Species : Euglena viridis
Species : Euglena proxima




1.6. Divisi Chrysophyta
Kingdom : Plantae
Divisi : Chrysophyta
Klas : Chrysophyceae
Genus : Mallomonas
Species : Mallomonas caudata
Genus : Uroglena
Species : Dictyocha speculum
Klas : Prymnesiophyceae
Genus : Chrysochromulina
Genus : Hymenomonas
Species : Hymenomonas hymen
Genus : Emiliana
Species : Emiliana huxleyi
Species : Phaeocystis pouchettii
2.1. Klasifikasi Daphnia
Daphnia dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom ; Animalia
Phyllum ; Arthropoda
Subphylum ; Crustacea
Class ; Branchiopoda
Subclass ; Phyllopoda
Order ; Diplostraca
Suborder ; Cladocera
Family ; Daphniidae
Genus ; Daphnia





Daphnia seringkali dikenal sebagai kutu air karena kemiripan bentuk dan cara bergeraknya yang menyerupai seekor kutu. Pada kenyataannya Daphnia termasuk dalam golongan udang-udangan dan tidak ada hubungannya dengan kutu secara taxonomi. Daphnia merupakan udang-udangan renik air tawar dari golongan Brachiopoda. Mereka boleh dikatakan masih saudara dengan Artemia. Meskipun gerakannya tampak "meloncat" seperti seekor kutu sebenarnya binatang ini berenang dengan menggunakan "kakinya" (sering disebut sebagai antena), bahkan dengan berbagai gaya yang berbeda.

2.2. Siklus Hidup

Daphnia merupakan udang udangan yang telah beradaptasi pada kehidupan badan perairan yang secara periodik mengalami ke keringan. Oleh karena itu, dalam perkembangbiakannya (seperti halnya Artemia) dapat dihasilkan telur berupa kista maupun anak yang "dilahirkan". Telur berupa kista ini dapat bertahan sedemikian rupa terhadap kekeringan dan dapat tertiup angin kemana-mana, sehingga tidak mengherankan kalau tiba-tiba dalam genangan air disekitar rumah ditemukan Daphnia. (Gambar. Siklus hidup daphnia.)


Fisiologi dan Reproduksi

Dalam keadaan normal, dimana kualitas air sesuai dan jumlah pakan cukup terdia Daphnia akan manghasilkan keturunannya tanpa kawin (aseksual/parternogenesis). Dalam kondisi demikian hampir semua Daphnia yang ada adalah betina. Telur yang tidak dibuahi ini berkembang sedemikian rupa dalam kantung telur di tubuh induk, kemudian berubah menjadi larva. Seekor Daphnia betina bisa menghasilkan larva setiap 2 atau 3 hari sekali. Dalam waktu 60 hari seekor betina bisa menghasilkan 13 milyar keturunan, yang semuanya betina. Tentu saja tidak semua jumlah ini bisa sukses hidup hingga dewasa, keseimbangan alam telah mengaturnya sedemikian rupa dengan diciptakannya

Berbagai musuh alami Daphnia untuk mengendalikan populasi mereka. Daphnia muda mempunyai bentuk mirip dengan bentuk dewasanya tetapi belum dilengkapi dengan "antena" yang panjang. Apabila kondisi lingkungan hidup tidak memungkinkan dan cadangan pakan menjadi sangat berkurang, beberapa Daphnia akan memproduksi telur berjenis kelamin jantan. Kehadiran jantan ini diperlukan untuk membuahi telur, yang selanjutnya akan berubah menjadi telur tidur (kista/aphippa). Seekor jantan bisa membuahi ratusan betina dalam suatu periode. Telur hasil pembuahan ini mempunyai cangkang tebal dan dilindungi dengan mekanisme pertahanan terhadap kondisi buruk sedemikian rupa. Telur tersebut dapat bertahan dalam lumpur, dalam es, atau bahkan kekeringan. Telur ini bisa bertahan selama lebih dari 20 tahun dan menetas setelah menemukan kondisi yangsesuai. Selanjutnya mereka hidup dan berkembang biak secara aseksual
PEMBAHASAN
A. DIVISI CHLOROPHYTA
2.1  Pendahuluan
Alga hijau merupakan kelompok terbesar dari vegetasi alga. Alga hijau termasuk dalam divisi chlorophyta bersama charophyceae. Divisi ini berbeda dengan divisi lainnya karena memiliki warna hijau yang jelas seperti pada tumubuhan tingkat tinggi karena mengandung pigmen klorofil a dan klorofil b lebih dominan dibandingkan karotin dan xantofil. Hasil asimilisasi beberapa amilum, penyusunnya sama pula seperti pada tumbuhan tingkat tinggi yaitu amilose dan amilopektin.
Gangang hijau meliputi sebanyak 7.000 spesies, baik yang hidup di air maupun di darat. Sejumlah gangang hijau tumbuh dalam laut, namun golongan ini secara keseluruhan lebih khas bagi gangang air tawar. Gangang hijau tidak menunjukkan derajat diferensiasi yang tinggi, sebatang tmbuhan biasanya merupakan bentuk bersel tunggal atau juga koloni-koloni yang berfilamen atau tanpa filamen. Pada beberapa genus misalnyaselada laut (Ulva) dan semak batu (Nitelia chara), tubuhnya lebih kompleks tetapi berukuran lebih kecil jika dibnadingkan gangang merah dan gangang coklat yang berukuran besar sekalipun. Gangang hijau sepanjang hidupnya dapat terapung bebas atau melekat.
Beberapa anggota atau bagian yang tergabung dalam divisi chlorophyta mempunyai persamaan pigmen, tempat penyimpanan dan susunan chloroplas. Menurut Levavaseur (1989), bahwa pigmen-pigmen photosintesis daripada alga hijau berkhlorofil A dan B dan mengandung siphonaxanthin atau lutcin. Dan tempat penyimpanan makanan berupa pati.
Ciri Umum Chlorophyta
Chlorophyta atau alga hijau sebagian besar hidup di air tawar, beberapa diantaranya hidup di air laut dan air payau. Pada umumnya melekat pada batuan dan seringkali muncul apabila air menjadi surut. Sebagian yang hidup di air laut merupakan makroalga seperti Ulvales dan Siphonales.
Bahkan ada jenis-jenis Chlorophyta yang hidup pada tanah-tanah yang basah, bahkan diantaranya tahan akan kekeringan, sebagian juga lainnya hidup bersimbiosis dalam Lichenes, ada lagi yang interseluler pada binatang rendah.
Jenis yang hidup di air tawar bersifat kosmopolit, terutama hidup di tempat yang cahayanya cukup seperti: kolam, danau, genangan air hujan, pada air mengalir (sungai atau selokan). Alga hijau ditemukan pula pada lingkungan semi akuatik yaitu pada batu-batuan, tanah lembab dan kulit batang pohin yang lembab (Protococcus dan Trentepolia). Beberapa anggotanya hidup di air mengapung atau melayang, sebagian hidup sebagai plankton. Beberapa jenis ada yang hidup melekat pada tumbuhan atau hewan.
SUSUNAN TUBUH
Alga hijau mempunyai susunan tubuh yang bervariasi baik dalam ukuran maupun dalam bentuk dan susunanya. Ada Chlorophyta yang terdiri dari sel-sel kecil yang merupakan koloni berbentuk benang yang bercabang-cabang atau tidak, ada pula yang membentuk koloni yang menyerupai kormus tumbuhan tingkat tinggi. Dari banyaknya variasi tersebut alga hijau dikelompokan sebagai berikut:
Sel tunggal (uniseluler) dan motil, contoh: Chlamidomonas
Sel Tunggal dan non motil, contoh: Chlorella
Koloni senobium yaitu koloni yang mempunyai jumlah sel tertentu sehingga mempunyai bentuk yang relatif tetap, contoh: Volvox, Pandorina.
Koloni tidak bertauran, contoh: Tetraspora
Berbentuk - filamen tidak bercabang, contoh: Ulothrix, Oedogonium
Filamen bercabang, contoh: Chladhopora, Pithopora
Hetemtrikus, yaitu filamen bercabang yang bentuknya terbagi menjadi bagian yang rebah (prostrate) dan bagian yang tegak, contoh: Stigeoclonium
Foliaceus atau parenkimatis, yaitu filamen yang pembelahan sel vegetatisnya terjadi lebih dari satu bidang, contoh: Ulva
Tubular, yaitu talus yang memilik banyak inti tanpa sekat melintang, contoh: Caulerpa


SUSUNAN SEL
Dinding Sel
Dinding sel tersusun atas dua lapisan, lapisan bagian dalam tersusun oleh selulosa dan lapisan luar adalah pektin. Tetapi beberapa alga bangsa Volvocales dindingnya tidak mengandungselulosa, melainkan tersusun oleh glikoprotein. Dinding sel Caulerpales mengandung xylhan atau mannan. Banyak jenis Chlorophyceae mempunyai tipe ornamentasi dinding yang berguna dalam klasifikasi. Dinding sel selain disusn oleh selulosa sebagai penyusun utama, sel-sel terbut juga biasanya mengandung vakuola pusat yang besar yang diliputi oleh selapis sitoplasma. Di dalam sitoplasma terdapat butir kloroplas atau lebih. Kloroplas ini pun kerap berisi massa protein cadangan, yang disebut pirenoid, yang juga meupakan pusat pembentukan pati. Pirenoid umumnya diliputi oleh butiran-butiran pati.
Kloroplas
Kloroplas terbungkus oleh sistem membran rangkap. Pigmen yang terdapat dalam kloroplas yaitu klorofil a dan klorofil b, beta-karoten serta berbagai macam xantofil, luten, violaxanthin, zeaxanthin. Kloroplas di dalam sel letaknya mengikuti bentuk dinding sel (parietal), contoh : Ulothrix atau di tengah lumen sel (axial) contoh : Muogothia. Pada umumnya satu kloroplas setiap sel tetapi pada Siphonales, Zignematales terdapat lebih dari satu kloroplas setiap sel. Kloroplas ini pun kerap berisi massa protein cadangan, yang disebut pirenoid, yang juga merupakan pusat pembentukan pati. Pirenoid umumnya diliputi oleh butiran-butiran pati, pirenoid ini berasal dari hasil asimilasi berupa tepung dan lemak.
Bentuk kloroplas sangat bervariasi, oleh karena itu penting untuk klasifikasi dalam tingkatan marga. Variasi bentuk kloroplas sebagai berikut :
Bentuk mangkuk, contoh : Chlamydomonas
Bentuk sabuk (girdle), contoh : Ulothrix
Bentuk cakram, contoh : Chara
Bentuk anyaman, contoh: Oedogonium
Bentuk spiral, contoh : Spirogyra
Inti Sel
Inti dari Chlorophyceae seperti pada tumbuhan tingkat tinggi diselubungi membran inti dan terdapat nukleus dan kromatin. Inti umumnya tunggal, tetapi beberapa anggota misalnya jenis yang tergolong dalam bangsa Siphonales memiliki inti lebih dari satu.

Cadangan Makanan
Cadangan makanan merupakan amilum seperti pada tumbuhan tinggi tersusun sebagai rantai glukosa tidak bercabang yaitu amilose dan rantai yang bercabang amilopektin. Seringkali amilum tersebut terbentuk dalam granula bersama dengan badan protein dalam plastida disebut piretinoid, Pirenoid umumnya diliputi oleh butiran-butiran pati, pirenoid ini berasal dari hasil asimilasi berupa tepung dan lemak. Tetapi beberapa jenis tidak mempunyai pirenoid dan jenis yang demikian ini merupakan golongan Chlorophyceae yang telah tinggi tingkatannya. Jumlah pirenoid umumnya dalam tiapel tertentu dan alat digunakan sebagai taksonomi.
Flagel
Dua tipe pergerakan fototaksis pada Chlorophyceae, yaitu:
Pergerakan dengan flagela
Pada umumnya sel alga hijau baik sel vegetatif maupun sel generatif dijumpai adanya alat gerak. Flagela pada kelas Chlorophyceae selalu bertipe whiplash (akronematik) dan sama panjang (isokon), kecuali pada bangsa Oedogoniales memiliki tipe stefanokon. Flagela dihubungkan dengan struktur yang sangat luas disebut aparatus neuromotor, merupakan granula pada pangkal dari tiap flagela disebut blepharoplas. Tiap flagela terdiri dari axonema yang tersusun oleh 9 dupklet mikrotubula mengelilingi bagian tengah terdapat 2 singlet mikrotubula. Struktur semacam ini dikenal sebagai susunan 9 + 2, flagela tersebut dikelilingi oleh selubung plasma.
Pergerakan dengan sekresi lendir.
Dalam monografi tentang desmid, ditunjukan terjadi pergerakan pada desmid di permukaan lumpur dalam laboratorium. Pergerakan tersebut disebabkan adanya stimulus cahaya yang diduga oleh adanya sekresi lendir melalui porus dinding sel pada bagian apikal dari sel. Selama pergerakan ke depan kutub belafadul dari satu sisi ke sisi yang lain sehingga lendir bagian belakang seperti berkelok-kelok.
Perkembang biakan
Secara umum perkembangbiakan ganging hijau dapat dibagi kedalam tiga cara, yaitu :
Secara vegetative
Perkembangbiakan vegetative dilakukan dengan fragmentasi tubuhnya dan juga melakukan pembelahan sel.


Secara Asexual
Perkembangbiakan dengan cara membentuk sel khusus yang mampu berkembang menjadi individu baru tanpa terjadinya peleburan sel kelamin. Pada umumnya terjadi dengan perantara spora, oleh karena itu sering disebut perkembangbiakan secara sporik.
Zoospora dibentuk oleh sel vegetative, tetapi beberapa tumbuhan terbentuk dalam sel khusus disebut sporangin. Zoospora setelah periode berenang beberapa waktu berhenti pada substrat yang sesuai. Umumnya dengan ujung anterior. Flagella dilepaskan dan terbentuk dinding, selama poses ini alga mensekresikan lendir yang berperan untuk mempertahankan diri.
Menurut litelatur yang lain perkembangbiakan secara asexual terjadi dengan pembentukan zoospore, yang berbentuk buah per dengan 2 – 4 bulu cambuk tanpa rambut- rambut mengkilap pada ujungnya, mempunyai 2 vakuola kontraktil, kebanyakan juga suatu bintik mata merah, dengan kloroplas di bagian bawah yang berbentuk piala atau pot.
Selain dengan zoospora, perkembangbiakan secara asexual dilakukan dengan pembentukan :
Aplanospora
Hipnospora
Autospora
3. Secara sexual
Perkembangbiakan secara sexual banyak dijumpai yaitu : isogami, anisogami, dan oogami. Meiosis dapat terjadi pada zigot yang berkecambah atau pada waktu pembentukan spora atau gamet. Daur hidup yang umum dijumpai adalah tipe haplontik, meskipun beberapa jenis termasuk tipe diolohaplonthik.
Isogami merupakan perkembangbiakan secara seksual yang paling sederhana dan menunjukan kea rah anisogami. Pada tipe anisogami masing – masing jenis merupakan sel bebas dengan ukuran tidak sama, sedangkan yang lebih maju yaitu tipe oogami. Pada tipe oogami masing – masing jenis telah menunjukan perbedaan baik ukuran maupun bentuknya.
Pergiliran Generasi
Pada gangang terdapat hal yang sangat beragam pada sifat ke dua generasinya. Tubuh tumbuhan kebanyakan koloni gangang hijau yang berfilamen dan yang tidak termasuk generasi haploid atau gametofit. Tumbuhan tersebut menghasilkan gamet – gamet haploid, atau gametofit. Tumbuhan tersebut menghasilkan gamet – gamet haploid yang dapat saling melebur diri membentuk zigot. Zigot ini merupakan sporofit, karena meiosis terjadi pada zigot berkecambah. Pada Oedogonium misalnya, telur yang telah dibuahi merupakan satu – satunya sel diploid, sedangkan kesemua struktur lain pada tumbuhan tersebut meliputi filament, zoospore asexual, gamet, dan spora – spora yang terbentuk sesudah meiosis, termasuk generasi gametofit.
Pada Spirogyra pada saat terjadinya perkecambahan, nucleus zigospora berkembang menjadi empat nucleus, masing – masing dengan jumlah kromosom n (haploid). Tiga dari keempat nucleus itu gugur, namun nucleus yang keempat menjadi nucleus sel pertama filament yang baru. Asal – usul tubuh tumbuhan tinggi yang bersifat diploid tidak dapat di cari diantara spesies semacam itu, karena semua struktur vegetatifnya termasuk generasi gametofit.
Di antara tipe – tipe siklus hidup yang dijumpai pada gangang ialah yang generasi diploidnya merupakan fase menyolok dalam siklus hidupnya, sedang generasi haploid menjadi terdesak dan ada kemungkinan sangat tereduksi. Siklus hidup semacam itu, yang mendekati daur hidup tumbuhan biji, terutama ditemukan di antara gangang coklat. Pada tipe ketiga kedua generasi tidak tergantung sesamanya, dan banyak persamaanya sampai kepada ukurannya. Siklus hidup semacam itu dijumpai pada gangang hijau tertentu, beberapa jenisgangang coklat, dan kebanyakan gangang merah. Bagaimanapu, gangang mrah dan coklat tidak dapat diterima sebagai nenek moyang suatu bentuk kehidupantumbuhan tingkat tinggi. Perlengkapan untuk fotosintesis golongan gangang tersebut tidak serupa dengan yang dimiliki tumbuhan tingkat tinggi, dan kedua macam algae tersebut telah menjadi sedemikian terspesialisasinya sesuai dengan kehidupan di laut.
Secara umum dari bahasan diatas pergiliran generasi atau keturunan dari gangang hijau dapat dibedakan menjadi :
Isomorf (tumbuhan sporofit sama dengan tumbuhan gametofit)
Heteromorf (tumbuhan sporofit tidak sama dengan tumbuhan gametofit)
Pola Daur Hidup
Ada 2 macam pola daur hidup, yaitu :
Haplobiontik yaitu selama pergiliran keturunannya golongan tumbuhan ini hanya mempunyai satu macam tumbuhan yaitu tumbuhan yang bersifat haploid.
Diplobiontik yaitu tumbuhan yang di dalam pergiliran keturunannya mempunyai 2 macam tumbuhan yaitu tumbuhan yang bersifat haploid dan tumbuhan yang bersifat diploid.
Peranan Chlorophyta
Chlorophyta mempunyai peranan di dalam kehidupan sebagai :
Produsen dari ekosistem air
Sebagai alternatif bahan pangan bagi astronot, terutama spesies chlorela (karena kandungan chlorelinnya banyak mengandung vitamin E)
Beberapa spesies ganggang hijau biru dapat dimanfaatkan sebagai sumber makanan alternative, misalnya Spirulina sp.
Beberapa spesies ganggang hijau – biru yang bersimbiosis dapat menambat (fiksasi) nitrogen bebas , sehingga menambah kesuburan tanah, misalnya : Anabaena azollae.
Chlorella digunakan untuk makanan suplemen, obat-obaatn, dan kosmetik
DIVISI CHRYSOPHYTA
3.1 Pendahuluan
Chrysophyta, divisi (divisi) dari unicellular organisme laut atau air tawar dari kerajaan Protista terdiri dari diatoms (kelas Bacillariophyceae), emas, atau emas-coklat, alga (kelas Chrysophyceae), dan kuning-ganggang hijau (kelas Xanthophyceae). Divisi chrysophyta memiliki 3 kelas, berdasarkan pada, persediaan karbohidrat, struktur kloroplas dan heterokontous flagelata. Selain berdasarkan hal tadi divisi chrysophyta juga dapat dibagi ke dalam 3 klas yaitu gangang hijau-kuning, gangang coklat-emas dan diatom.
Klasifikasi Chrysophyta
Chrysophyta dibagi menjadi 3 kelas yaitu:
Kelas Xanthopyceae
Kelas Chrysophyceae
Kelas Bacilloryphyceae / Diatomeae
Secara umum ciri – ciri dari divisi Chrysophyta adalah:
1. Tempat Hidup: Hidup di air tawar, air laut dan tanah
2. Susunan Tubuh: -Berbentuk sel tungal, contoh : Botrydiopsis
-Berbentuk Filamen, contoh : Tribonema
-Berbentuk Tubular, contoh : Vaucheria
3. Susunan Sel: Umumnya tidak mempunyai dinding sel. Bila mempunyai dinding sel, terdiri dari pektin dan silikon (SiO3). Terdiri dari dua bagian yang saling menutupi, seperti Tribonema sp.
4. Alat Gerak: Berupa 2 buah flagel yang tidak sama panjang. Satu bagian di ujung / apikal, bagian yangnya terletak di anterior.
5. Isi Sel : -Terdapat inti sel : Berbentuk tunggal dan berbentuk banyak inti
-Terdapat plastida berbentuk cakram tanpa pirenoid
-Pigmen : Klorofil a dan b, Betakaroten, Xanthofil.
6. Cadangan Makanan: Berupa krisolaminarin (Lutein). Penyimpanan produk makanan dari chrysophytes adalah minyak atau polysaccharide laminarin.

7. Perkembangbiakan: -Secara Vegetatif, dengan cara pembelahan sel dan fragmentasi
-Secara Sporik, dengan cara pembentukan zoospora, contoh : Botrydiopsis, Tribonema
-Dengan pembentukan apianospora, contoh : Botrydium
-Secara gametik, dengan oogamet (oogami), contoh : Vaucheria.
-Dengan Isogamet (isogami), contoh: Botrydium
CIRI-CIRI KELAS
3.1.2.1 Kelas Xanthophyceae
A. Tempat hidup: Di air atau di darat
B. Perkembangbiakan:
Seksual yaitu dengan oogami artinya terjadi peleburan spermatozoid yang dihasilkan anteridium dengan ovum yang dihasilkan oogonium membentuk zigot. Zigot tumbuh menjadi filamen baru. Vegetatif dengan membentuk zoospora.
Xanthophyceae juga lazim dikenal dengan nama alga hijau – kuning, karena alga ini mempunyai plastid hijau kekuningan, warna ini disebabkan kelebihan Xanthofil. Salah satu contoh dari kelas ini adalah Vaucheria yang berwarna hijau kuningdan menyolok, tumbuh secara umum dan kerap kali ditelaah, dahulunya dikelompokkan bersama – sama chlorophyta. Bermacam – macam spesiesnya dapat hidup dalam air atau di darat. Yang hidup di darat dapat ditemui tumbuh dalam massa seperti beludru di kolam atau tepi sungai yang lembab, atau dapat hidup sebagai selaput tipis di tanah kebun dan pot – pot yang ada dalam rumah kaca.
Alga ini memiliki klorofil (pigmen hijau) dan xantofil (pigmen kuning) karena itu warnanya hijau kekuning-kuningan. Contoh: Vaucheria. Vaucheria tersusun atas banyak sel yang berbentuk benang, bercabang tapi tidak bersekat. Filamen mempunyai banyak inti dan disebut Coenocytic. Berkembangbiak secara seksual yaitu dengan oogami artinya terjadi peleburan spermatozoid yang dihasilkan anteridium dengan ovum yang dihasilkan oogonium membentuk zigot. Zigot tumbuh menjadi filamen baru. Reproduksi secara vegetatif dengan membentuk zoospora. Zoospora terlepas dari induknya mengembara dan jatuh di tempat yang cocok menjadi filamen baru.
Reproduksi berlangsung dengan cara asexual dan sexual (oogami). Cara yang pertama biasanya dengan pembentukan zoospora, satu demi satu dalam sporangium berbentuk gada yang dipisahkan pada ujung – ujung cabang. Zoospora itu multinukleat, permukaanya dilengkapi dengan amat banyak flagela, yang terdapat berpasang – pasangan, maka zoospora itu dianggap sebagai struktur majemuk yang merupakan sejumlah besar zoospora kecil yang berflagela dua dan yang tidak berhasil memisahkan diri. Zoospora memisahkan diri dari sporangium melalui pori ujung, berenang – renang selama beberapa saat, lalu menetap, flagela pun hilang, kemudian berkecambah untuk menjadi tumbuhan baru.
Bilamana bereproduksi secara seksual, maka oogonia dan anteridia biasanya terbentuk pada filamen yang sama, pada cabang lateral yang sama, atau dapat pula pada cabang yang berdekatan. Oogonia terdapat di ujung atau pada percabangan sisi yang dipisahkan oleh dinding dari filamen utama atau cabang fertil. Satu telur uninukleat besar yang mengandung plastid dan tetesan minyak terdapat di dalam oogonium. Anteridium terdiri dari bagian terminal suatu cabang sisi, biasanya melengkung dan mengandung sejumlah besar sperma berflagela sangat kecil. Spema keluar melalui pori – pori pada anteridium dan memasuki oogonium melalui pori. Salah satu spema bersatu dengan inti dalam telur. Setelah pembuahan, terjadilah zigot yang membentuk dinding tebal lalu menjalani masa dorman. Sesudah perkecambahan, zigot itu tumbuh langsung menjadi filamen baru.
3.1.2.2 Klas Chrysophyceae
Klas Chrysophyceae, sering juga disebut dengan nama gangang coklat – emas. Seperti halnya gangang hijau kuning, gangang coklat – emas sangat beragam dalam bentuk meskipun sebagian besar uniseluler dan motil atau berbentuk koloni yang tidak berfilamen. Di dalam sel terdapat satu atau beberapa plastid yang besar, selain dari klorofil, berisikan pigmen karetinoid tertentu yang berlebihan.
Secara umum klas chrysophyceae mempunyai ciri umum yaitu:
a. Tempat Hidup : Di air tawar, dan di air laut.
b. Susunan Tubuh: -Berbentuk sel tunggal, contoh : Ochromonas, dan Chrysamoeba
-Berbentuk koloni, contoh : Synura dan Dinobryon
c. Susunan sel: Umumnya tidak ada dinding sel, maka terdiri dari: Lorika, contoh: Dinobryon, dan Kephryon. Atau bisa juga tersusun dari lempengan silikon, contoh: Sinura dan Mallomonas. Atau bisa juga tersusun dari cakram kalsium karbonat, contoh : Syracospaera.
d. Alat Gerak : Terdiri dari flagel dan jumlahnya tidak sama tiap marga, contoh : Synura dan Syracosphaera, mempunyai 2 flagel yang sama panjang. Dinobryon dan Ocromonas, mempunyai 2 flagel yang tidak sama panjangnya. Chrysamoeba, memiliki 1 flagel.
e. Isi Sel : Berinti tunggal; Plastida, terdiri dari 1 dan 2; Pigmen, berupa klorofil a, b, dan c Betakaroten, Xanthofil, berupa lutein, diadinoxanthin, fukoxanthin, dan dinoxanthin.
f. Cadangan Makanan : Cadangan makanan berupa krisolaminarin.
g. Perlembangbiakan: Vegetatif dengan membelah secara longitudinal dan fragmentasi. Fragmentasi ada 2 macam, yaitu : Koloni memisah menjadi 2 bagian atau lebih. Sel tunggal melepaskan diri dari koloni kemudian membentuk koloni yang baru. Sporik, dengan membentuk zoospora (untuk sel – sel yang yang tidak berflagel) dan statospora.
Statospora yaitu tipe spora paling unik yan diketemukan pada Chrysophyta, khususnya pada kelas Chrysophyceae dengan bentuk speris dan bulat. Dinding spora bersilia, tersusun atas 2 bagian yang saling tumpang tindih, mempunyai lubang atau pore dan ditutupi oleh sumbat yang mengandung gelatin.
Beberapa spesies bentuk statosporanya bermacam – macam, yaitu :
Ada yang berdinding halus
Berornamen, dan
Berduri, ketiga bentuk tersebut dapat ditemukan pada genus yang non motil, contoh : Chysomonadales
Pada genus yang motil statospora yang diketemukan berada pada fase istirahat, yaitu : flagel tertarik ke dalam dan membentuk bagian yang sperik atau bulat selanjutnya flagel mengalami diferensiasi internal dari protoplasma yang sperik. Yang terpisah hanya bagian membran plasma dari bagian periferi protoplasma asli. Kemudian sekresi dari dinding antara dua membran plasma yang baru terbentuk, kecuali daerah sirkuler, nantinya akan membentuk lubang atau pore.
Klas Bacillariophyceae
Alga ini uniseluler atau berbentuk koloni, yang secara luas tersebar di dalam air tawar dan air asin. Kebanyakan spesies berenag – renang bebas, tetapi beberapa menempel pada tumbuhan atau benda – benda lain. Dinding sel terdiri dari dua belahan, atau katup, yang saling menutupi. Bentuk umum sel itu persegi panjang sampai bulat tetapi banyak variasinya.
Dinding sel terdiri dari lapisan pektin di bagian dalam dan lapisan silika (SiO2) di baian luar. Silika adalh mineral yang paling banyak tersebar di muka bumi dan merupakan bagian pokok kaca. Apabila pektin dan kandungan organik sel itu hancur, maka tersisalah cangkang silika yang tembus cahaya. Katup – katup dihiasi dengan bermacam ragam aluran, kerutan, lubang renik, dan tanda – tanda lain sehingga Bacillariophyceae atau juga sering disebut diatom itu tampak sangat indah di bawah mikroskop. Lubang – lubang kecil pada cangkang yang tidak dapat dilewati memungkinkan hubungan antara protoplas dan lingkungan yang mengandung air. Di dalam sitoplasma terdapat satu sampai beberapa plastid, berisi pigmen coklat – emas yang menutupi klorofil. Zat makanan disimpan dalam bentuk minyak, dan benda ini acap kali dapat terlihat dalam sel seperti tetesan bulat yang besar.
Diatom memperbanyak diri dengan proses seksual, tetapi cara yang utama melalui pembelahan sel. Nukleus, protoplasma, dan plastid berbelah untuk membentuk dua protoplas, masing – masing di dalam salah satu katup. Dinding baru, yang merupakan katup sebelah dalam, kemudian tumbuh di seluruh protoplas masing – masing. Sel anak dapat berpisah atau tetap bersama dalam satu koloni, sel – selnya itu bersatu oleh kelubung (sarung) bergelatin.
Jumlah spesies diatom banyak sekali (sekitar 16.000). Jumlah yang kini hidup atau diketahui pernah hidup dalam masa geologi lampau jauh daripada yang diperkirakan. Sebagian besar hidup dalam air laut, dan apabila tumbuhan renik ini mati, maka jatuh ke dasar laut dan, karena mengandung zat silika, dinding selnya tidak akan hancur -hancur atau tetap lestari. Endapan besar bahan ini yang dikenal dengan nama tanah diatom, dijumpai di banyak di bagian permukaan bumi. Di Amerika Serikat, kumpulan yang terbesar setebal 1.400 kaki (atau lebih dari lima puluh meter) terdapat di California.
Karena tanah diatom ini secara kimiawi itu lebam dan memiliki sifat – sifat fisika yang luar biasa, maka zat itu amat penting dan bernilai bagi industri. Misalnya digunakan untuk bahan penyaringan, yang secara luas digunakan untuk memisahkan zat pewarna dari produk – produk seperti bensin dan gula. Karean bukan penghantar panas yang baik, maka tanah diatom ini digunakan dalam pipa pemanas dan pipa uap. Juga karena menyerap bunyi, bahan ini digunakan dalam alat pengedap suara. Selain itu dimanfaatkan dalam pembuatan cat, pernis, piringan hitam, dan wadah untuk kotak baterai. Karena kerasnya, juga dipakai dalam bahan pelicin, dan bahan pengemplas.
Secara umum ciri – ciri dari klas Bacillariophyceae :
Tempat Hidup
Di air laut, air tawar, ataupun pada tanah – tanah yang lembab.
Susunan Tubuh
Berbentuk sel tunggal
Berbentuk koloni dengan bentuk tubuh simetri bilateral (pennales) dan simetri radial (Centrales).
Susunan Sel
Terdapat dinding sel yang disebut frustula tersusun dari bagian dasar yang dinamakan hipoteka dan bagian tutup (epiteka) dan sabuk (singulum). Frustula ini tersusun oleh zat pektin yang dilapisi silikon. Epiteka dan Hipoteka tersusun oleh valve atas dan valve bawah. Valve tersusun dari : rafe, stria, nodulus pusat dan nodulus kutub.
Pennales pinna berarti sirip, strianya tersusun menyirip, banyak ditemukan di air tawar.
Centrales, central berarti pusat, strianya tersusun memusat, banyak ditemukan di air laut.
Alat Gerak
Fagel terdapat pada sperma.
Isi Sel
Berinti tunggal dan berinti diploid
Pigmen : kolorofil a dan c
Betakaroten dan xanthofil (fukoxanthin)
Cadangan Makanan
Berupa tepung krisolaminarin
Perkembangbiakan
Secara vegetatif, dengan pembelahan sel.
Secara gametik, dengan membentuk auxospora, dengan cara : Partegonosis, pedogami, konjugasi isogami, konjugasi anisogami, autogami dan oogami.
Catatan:
Pembentukan Auxospora
Sel induk akan membelah menjadi 2 sel anak, masing – masing sel anak akan membelah menjadi 2 sel anakan, sel anak makin lama makin mengecil. Sel anak anak lama kelamaan menjadi besar membentuk auxospora.
Partogenesis
Sel induk tidak membelah hanya intinya saja yang membelah secara mitosis, diawali dari mitosis pertama. Kemudian inti melebur, dilanjutkan mitosis ke dua yang pada akhirnya dinding sel pecah dan inti diselubungi lendir dan membentuk dinding baru (auxospora).
Pedogami (perkawinan anak)
Sel dengan satu inti membelah secara meiosis menjadi dua sel anak dan sel anak ini akan menjadi membentuk 4 inti, plasma sel memisah dengan masing – masing dua inti, dua inti pertama mengalami degenerasi. Dua inti yang kedua mengadakan penggabungan (perkawinan anak), membentuk auxospora.
Konjugasi
Dua sel induk berdekatan melakukan senggama, dilanjutkan dengan plasmogami, dilanjutkan dengan sinapsis dan diakhiri dengan karyogami.
Konjugasi anisogami : satu sel dengan satu inti membelah secara meiosis membentuk menjadi 4 inti. 2 inti mengalami degenerasi dan 2 inti bersifat fungsional. 2 inti yang fungsional mengadakan pembelahan sel lagi membentuk 4 inti yang terdiri dari 2 inti besar dan 2 inti kecil. Inti kecil bergabung dengan inti kecil (auxospora).
Konjugasi isogami : pada prinsipnya proses konjugasi isogami sama dengan anisogami. Perbedaanya pada ukuran inti hasil pembelahan adalah sama besar.
Oogami
Oogami dilakukan oleh sel telut (non motil), gamet jantan (motil) yang mendatangi gamet betina (sel telur), mengadakan pembelahan meiosis dan membentuk anteridium.
Autogami
Inti sel membelah secara mitosis menjadi 2 inti, dilanjutkan dengan pembelahan meiosis membentuk 4 inti, 2 inti mengalami degenerasi dan 2 inti bergabung membentuk auxospora.
Secara umum ciri – ciri dari anggota Divisi Chrysophyta adalah sebagi berikut:
DIVISI PYRROPHYTA
Pendahuluan
Kebanyakan anggota divisi ini disebut dinoflagelata, yakni mencakup berbagai spesies yang uniseluler, motil, beberapa tanpa membungkus tetapi sebagian besar dilengkapi dengan dinding sel. Ciri yang utama ialah adanya celah dan alur sebelah luar, masing – masing mengandung satu bulu cambuk dengan satu alur melintang dan seluruhnya melingkupi selnya, yang satu lagi membujur dan hanya meluas sepanjang satu sisi. Dinding sel, bilamana ada, acap kali dibagi – bagi menjadi lempengan selulose poligonal, yang brsambungan sangat rapat. Beberapa plastid, yang berisi klorofil dan pigmen coklat kekuning – kuningan tersimpan di dalam sel. Cara perkembangbiakan yang umum ialah pembelahan sel. Dinoflagelata terutama hidup di dalam air laut meskipun beberapa spesies terdapat dalam air tawar, kadang – kadang dalam jumlah besar. Sejumlah dinoflagelata marine bersama dengan binatang laut yang amat kecil, bersifat pendarfosfor dan memancarkan demikian banyaknya cahaya sehingga sangat menyolok pada waktu malam, teristimewa jika laut itu terganng. Dinoflagelata, bersama -sama diatom, sangat penting perananya dalam ekonomi laut.
Pyrrophyta atau lebih dikenal sebagai Dinophyceae atau Dinoflagellata merupakan protista yang hidup di laut atau air tawar, dikelompokkan sebagai protista autotrof oleh adanya klorofil a dan c , tetapi tidak mempunyai klorofil b pigmen xantophil yang khas yaitu peridinin, neoperidinin, dinoxanthin dan neodinoxanthin) dan b karoten yang memberikan warna coklat atau warna coklat emas. Cadangan makanan berbentuk tepung atau minyak. Pyrrophyta bersifat fotoautotrof atau heterotrof, sebagai saprofit, parasit, hidup bersimbiose atau holozoik sehingga dinamakan pula sebagai Dinoflagellata karena mempunyai sepasang flagella yang tidak sama panjang. Karakteristik dari organisme ini dari eukariotik lainnya adalah tetap memadatnya kromosom pada semua stadia sehingga dikenal dengan sifat mesokariotik.
Dinoflagellata adalah mikroskopis, (biasanya) unicellular, flagellated, sering photosynthetic protists, umumnya dianggap sebagai “Ganggang” (Divisi Pyrrophyta). Mereka dicirikan oleh melintang flagellum yang encircles tubuh (seringkali dalam alur dikenal sebagai cingulum) dan longitudinal flagellum berorientasi lurus ke malang flagellum. Kedua flagella yang terpasang di titik yang sama pada dinding sel, dengan konvensi mendefinisikan permukaan perut. Jalur ini biasanya sedikit depresi, dan adalah istilah yang sulcus. Dalam heterotrophic dinoflagellates (orang yang makan organisme lain), ini adalah titik di mana struktur berbentuk kerucut makan, yang gagang bunga, diproyeksikan untuk mengkonsumsi makanan. Dinoflagellates memiliki struktur yang unik nuklir di beberapa tahap siklus hidup mereka – sebuah dinokaryotic inti (sebagaimana berlawanan dengan eukaryotic atau prokaryotic), di mana chromosomes adalah perminently kental. Sel dinding banyak dinoflagellates dibagi ke dalam piring dari selulosa ( “baja”) dalam amphiesmal vesicles, dikenal sebagai theca. Piring ini suatu bentuk geometri / topologi dikenal sebagai tabulasi, yang berarti utama untuk klasifikasi. Kedua heterotrophic (makan organisme lain) dan autotrophic (photosynthetic) dinoflagellates diketahui. Beberapa adalah baik. Mereka membentuk bagian penting dari dasar planktonic produksi baik di lautan dan danau. Kebanyakan dinoflagellates sedang melalui siklus hidup kompleks yang melibatkan beberapa langkah, baik seksual dan asexual, dan bukan mobil-mobil. Beberapa jenis bentuk cysts terdiri dari sporopollenin (sebuah polimer organik), dan melestarikan sebagai fosil. Seringkali tabulasi dari beberapa dinding sel dinyatakan dalam bentuk dan / atau hiasan dari kista.
Karena mereka photosynthetic, dinoflagellates berisi chloroplasts. Sebagian besar spesies mempunyai dua flagella, yang kandang jika organisme merupakan kista. Dinoflagellates berisi cholorophyll klorofil a dan air bersih c2. Dinoflagellata memiliki dua bentuk: berlapis baja (dengan thecal piring) dan telanjang. Beberapa spesies adalah bioluminescent, yang berarti bahwa mereka dapat menghasilkan cahaya sendiri, mirip dengan fireflies. Selama periode dari lingkungan stres, dinoflagellates formulir cysts. Yang paling umum dinoflagellate fosil adalah orang-orang dalam bentuk kista. Namun, beberapa spesies memiliki kista sel dinding terbuat dari selulosa, yang tidak menjadi fosil. Mereka yang menjadi fosil biasanya memiliki dinding yang terbuat dari bahan yang mirip dengan sporopollenin.
Kebanyakan dinoflagelata adalah sle biflagelata solitary. Dua tipe dasar telah dapat dibedakan. Desmokont memiliki dua anterior flagelata, satu flagellum mungkin melingkari diatas permukaan sel. Dinokont memiliki flagela insert yang lateral, satu flagelum adalah seperti pita dan melingkari sel pada sebuah lekukan dan flagellum yang lain berkembang terbalik. Tipe sel dinikont dibagi oelh dua lekukan ekuatorial dan korset ke dalam epicone dan hypocone. Flagelum posterior berkembang sampai ke tempat penurunan yang disebut sulcus. Nama, dinoflagelata berasal dari gerakan berputar dan sel swimming. Meskipun kebanyakan dinoflagelata adalah flageta uniseluler, koloni dari sel flagellata, sel non – flagellata, pengumpulan palmelloid, dan filamen adalah diketahui. Selvegetatif non – flegellata menunjukan bahwa dinoflagellata alami ketika mereka pada tahapan reproduktif membentuk dinokont.
4.2 HABITAT
4.2.1 Kehidupan dalam Air
Baik air tawar maupun air laut mengandung organisme yan luar biasa beragamnya. Beberapa diantaranya hidup di dalam beberapa melekat, dan yan berenang – renang dengan bebasnya. Banyak yang terapun pada atau dekat permukaan, nonmotil atau berenag secara lemah saja, dan mudah terpengaruh arus atau pasang. Spesies yang terapung bebas ini dinamakan Plankton dan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu fitoplankton dan zooplankton. Beberapa unsur pokok pada plankton, seperti misalnya algae dan ubur – ubur tertentu, besar – besar, tetapi kebanyakan sangat kecil hampir mendekati ukuran mikroskopis. Istilah plankton dalam pemakaian sehari – hari dikenakan bagi bentuk yang sangat kecil daripada yang besar – besar dalam kehidupan terapung.
Fitoplankton terutama uniseluler atau kolonial, dan mengandung berbagai spesies yang tergolong dalam kebanyakan kelas algae, bersama beberapa bakteri dan fungi. Zooplankton terdiri dari bentuk – bentuk uniseluler atau multiseluler dan mencakup sejumlah besar binatang invertebrata kecil – kecil lagi beragam, bersama dengan tingkatan larva bentuk – bentuk kehidupan lain, baik yang akuatik maupun yang teresterial. Kepentingannya dalam rantai makanan dalam air hampir tidak dapat diduga dalam tinngi.
4.3 SIKLUS HIDUP
“Di antara protists, siklus hidupnya dapat:
haplontic, di mana vegetatif (yaitu pakan dan aktif asexually mereproduksi) adalah sel haploid, yang menjadi satu-satunya zygote sel diploid dalam siklus hidup;
sel vegetatif adalah diploid, yang gametes menjadi satu-satunya sel haploid dalam siklus hidup; atau
diplohaplontic, di mana ada selingan dari diploid dan vegetatif haploid generasi.






DIVISI EUGLENOPHYTA
5.1 PENDAHULUAN
Divisi biologis ini berisi spesies ganggang Euglena viridis dan lebih dari 1.000 spesies ganggang terkait; mereka semua uniseluler (bersel tunggal) dan terutama ditemukan di lingkungan air tawar. Mereka semua fotosintetik (meskipun beberapa heterotrophs sekunder) dan mereka semua mengandung chlorophylls a dan b. Fitur yang unik divisi ini adalah bahwa mereka menyimpan energi yang mereka hasilkan dari fotosintesis sebagai paramylum, karbohidrat yang tidak biasa. Anggota divisi ini memiliki vakuola kontraktil dan satu flagela.
E. DIVISI CRYPTOPHYTA
Kelas Cryptophyceae
Dan phycobiliproteins; pati disimpan di luar kloroplas; mitokondria dengan krista diratakan; pipa rambut pada 1 atau kedua flagela; ejectosomes khusus terletak di galur atau kerongkongan dekat flagela; periplast sel tertutup, seringkali rumit dihiasi lembaran atau skala yang meliputi; nucleomorph mungkin mengurangi mewakili inti simbiosis organisme; sekitar 200 dijelaskan spesies; Chilomonas, Cryptomonas, Falcomonas, and Falcomonas, dan Rhinomonas. Rhinomonas.