TUGAS: Semester I
KLASIFIKASI FITOPLANKTON DAN ZOOPLANKTON BESERTA
KETURUNAN-KETURUNANNYA
Oleh:
MUCHDAR
AYUB
O51 608
021
PROGRAM
STUDI MANEJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS
KHAIRUN
TERNATE
2010
KLASIFIKASI FITOPLANKTON DAN ZOOPLANKTON
1.1 Divisi Cyanophyta
Kingdom
: Plantae
Divisi : Cyanophyta
Klas : Cyanophyceae
Ordo : Chroococcales
Species : Chroococcus turgidus
Ordo : Chamaesiphonales
Ordo : Nostocales
Species : Gloeocapsa sp.
Species : Merismopedia sp.
Species : Microcystis sp.
Species : Arthrospira sp.
Species :
Spirulina sp.
Species :
Lyngbya sp.
1.2.Divisi Chlorophyta
Kingdom : Plantae
Divisi : Chlorophyta
Klas : Chlorophyceae
Genus : Chlamydomonas
Genus : Haematococcus
Genus : Haematococcus
Genus : Coccomonas
Genus : Spirotaenia
Genus : Xanthidium
Spesies : Xanthidium armatum
Genus : Micrasterias
Spesies : Micrasterias rotate / Micr.arucata
Genus : Pteromonas
Species : Ankistrodesmis falcatu
Species : Scenedesmus quadricauda
Species
: Dictyosphaerium pulchellum
Species
: Pediastrum boryanum
Species
: Hydrodictyon reticulatum
Klas : Prasino / Haptophyceae
Species : Pyramimonas grossi
Species : Platymonas convolutae
Species : Halosphaera
viridis
1.3. Divisi Pyrrophyta / Dynophyta
Kingdom : Plantae
Divisi : Pyrrophyta / Dynophyta
Klas : Dynophyceae
Species : Prorocentrum micans
Species : Exuviella marina
Genus :
Gymnodinium
Species : Ceratium
tripos
Species : Ceratium hirundinella
Species : Protoperidinium leonis
Genus : Dinophysis
Species : Dinophysis caudate
Species : Dinophysis acuta
Species : Dinophysis fortii
Species : Dinophysis tripos
1.4.
Divisi Cryptophyta
Kingdom : Plantae
Divisi : Cryptophyta
Klas : Cryptophyceae
Genus : Cryptomonas
Species : Cryptomonas ovata
1.5.
Divisi Euglenophyta
Kingdom : Plantae
Divisi : Euglenophyta
Klas : Euglenophyceae
Genus : Euglena
Species : Euglena gracilis
Species : Euglena viridis
Species : Euglena proxima
1.6.
Divisi Chrysophyta
Kingdom : Plantae
Divisi : Chrysophyta
Klas : Chrysophyceae
Genus : Mallomonas
Species : Mallomonas caudata
Genus : Uroglena
Species : Dictyocha speculum
Klas : Prymnesiophyceae
Genus
: Chrysochromulina
Genus : Hymenomonas
Species
: Hymenomonas hymen
Genus
: Emiliana
Species
: Emiliana huxleyi
Species
: Phaeocystis pouchettii
2.1. Klasifikasi
Daphnia
Daphnia dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
Kingdom ;
Animalia
Phyllum ;
Arthropoda
Subphylum ;
Crustacea
Class ;
Branchiopoda
Subclass ;
Phyllopoda
Order ;
Diplostraca
Suborder ;
Cladocera
Family ;
Daphniidae
Genus ; Daphnia
Daphnia
seringkali dikenal sebagai kutu air karena kemiripan bentuk dan cara
bergeraknya yang menyerupai seekor kutu. Pada kenyataannya Daphnia termasuk
dalam golongan udang-udangan dan tidak ada hubungannya dengan kutu secara
taxonomi. Daphnia merupakan udang-udangan renik air tawar dari golongan
Brachiopoda. Mereka boleh dikatakan masih saudara dengan Artemia. Meskipun
gerakannya tampak "meloncat" seperti seekor kutu sebenarnya binatang
ini berenang dengan menggunakan "kakinya" (sering disebut sebagai
antena), bahkan dengan berbagai gaya yang berbeda.
2.2. Siklus
Hidup
Daphnia
merupakan udang udangan yang telah beradaptasi pada kehidupan badan perairan
yang secara periodik mengalami ke keringan. Oleh karena itu, dalam
perkembangbiakannya (seperti halnya Artemia) dapat dihasilkan telur berupa
kista maupun anak yang "dilahirkan". Telur berupa kista ini dapat
bertahan sedemikian rupa terhadap kekeringan dan dapat tertiup angin kemana-mana,
sehingga tidak mengherankan kalau tiba-tiba dalam genangan air disekitar rumah
ditemukan Daphnia. (Gambar. Siklus hidup daphnia.)
Fisiologi dan
Reproduksi
Dalam
keadaan normal, dimana kualitas air sesuai dan jumlah pakan cukup terdia
Daphnia akan manghasilkan keturunannya tanpa kawin (aseksual/parternogenesis).
Dalam kondisi demikian hampir semua Daphnia yang ada adalah betina. Telur yang
tidak dibuahi ini berkembang sedemikian rupa dalam kantung telur di tubuh
induk, kemudian berubah menjadi larva. Seekor Daphnia betina bisa menghasilkan
larva setiap 2 atau 3 hari sekali. Dalam waktu 60 hari seekor betina bisa
menghasilkan 13 milyar keturunan, yang semuanya betina. Tentu saja tidak semua
jumlah ini bisa sukses hidup hingga dewasa, keseimbangan alam telah mengaturnya
sedemikian rupa dengan diciptakannya
Berbagai
musuh alami Daphnia untuk mengendalikan populasi mereka. Daphnia muda mempunyai
bentuk mirip dengan bentuk dewasanya tetapi belum dilengkapi dengan
"antena" yang panjang. Apabila kondisi lingkungan hidup tidak
memungkinkan dan cadangan pakan menjadi sangat berkurang, beberapa Daphnia akan
memproduksi telur berjenis kelamin jantan. Kehadiran jantan ini diperlukan
untuk membuahi telur, yang selanjutnya akan berubah menjadi telur tidur (kista/aphippa).
Seekor jantan bisa membuahi ratusan betina dalam suatu periode. Telur hasil
pembuahan ini mempunyai cangkang tebal dan dilindungi dengan mekanisme
pertahanan terhadap kondisi buruk sedemikian rupa. Telur tersebut dapat
bertahan dalam lumpur, dalam es, atau bahkan kekeringan. Telur ini bisa
bertahan selama lebih dari 20 tahun dan menetas setelah menemukan kondisi
yangsesuai. Selanjutnya mereka hidup dan berkembang biak secara aseksual
PEMBAHASAN
A.
DIVISI CHLOROPHYTA
2.1 Pendahuluan
Alga hijau merupakan kelompok terbesar dari vegetasi alga.
Alga hijau termasuk dalam divisi chlorophyta bersama charophyceae. Divisi ini
berbeda dengan divisi lainnya karena memiliki warna hijau yang jelas seperti
pada tumubuhan tingkat tinggi karena mengandung pigmen klorofil a dan klorofil
b lebih dominan dibandingkan karotin dan xantofil. Hasil asimilisasi beberapa
amilum, penyusunnya sama pula seperti pada tumbuhan tingkat tinggi yaitu
amilose dan amilopektin.
Gangang hijau meliputi sebanyak 7.000 spesies, baik yang
hidup di air maupun di darat. Sejumlah gangang hijau tumbuh dalam laut, namun
golongan ini secara keseluruhan lebih khas bagi gangang air tawar. Gangang
hijau tidak menunjukkan derajat diferensiasi yang tinggi, sebatang tmbuhan
biasanya merupakan bentuk bersel tunggal atau juga koloni-koloni yang
berfilamen atau tanpa filamen. Pada beberapa genus misalnyaselada laut (Ulva)
dan semak batu (Nitelia chara), tubuhnya lebih kompleks tetapi berukuran
lebih kecil jika dibnadingkan gangang merah dan gangang coklat yang berukuran
besar sekalipun. Gangang hijau
sepanjang hidupnya dapat terapung bebas atau melekat.
Beberapa anggota atau bagian yang
tergabung dalam divisi chlorophyta mempunyai persamaan pigmen, tempat
penyimpanan dan susunan chloroplas. Menurut Levavaseur (1989), bahwa
pigmen-pigmen photosintesis daripada alga hijau berkhlorofil A dan B dan
mengandung siphonaxanthin atau lutcin. Dan tempat penyimpanan makanan berupa
pati.
Ciri Umum
Chlorophyta
Chlorophyta atau alga hijau sebagian besar hidup di air tawar,
beberapa diantaranya hidup di air laut dan air payau. Pada umumnya melekat pada
batuan dan seringkali muncul apabila air menjadi surut. Sebagian yang hidup di
air laut merupakan makroalga seperti Ulvales dan Siphonales.
Bahkan ada jenis-jenis Chlorophyta yang
hidup pada tanah-tanah yang basah, bahkan diantaranya tahan akan kekeringan,
sebagian juga lainnya hidup bersimbiosis dalam Lichenes, ada lagi yang
interseluler pada binatang rendah.
Jenis yang hidup di air tawar bersifat
kosmopolit, terutama hidup di tempat yang cahayanya cukup seperti: kolam,
danau, genangan air hujan, pada air mengalir (sungai atau selokan). Alga hijau
ditemukan pula pada lingkungan semi akuatik yaitu pada batu-batuan, tanah
lembab dan kulit batang pohin yang lembab (Protococcus dan Trentepolia).
Beberapa anggotanya hidup di air mengapung atau melayang, sebagian hidup
sebagai plankton. Beberapa jenis ada yang hidup melekat pada tumbuhan atau
hewan.
SUSUNAN TUBUH
Alga hijau mempunyai susunan tubuh yang bervariasi baik
dalam ukuran maupun dalam bentuk dan susunanya. Ada Chlorophyta yang
terdiri dari sel-sel kecil yang merupakan koloni berbentuk benang yang
bercabang-cabang atau tidak, ada pula yang membentuk koloni yang menyerupai
kormus tumbuhan tingkat tinggi. Dari banyaknya variasi tersebut alga hijau
dikelompokan sebagai berikut:
Sel tunggal
(uniseluler) dan motil, contoh: Chlamidomonas
Sel Tunggal dan non motil, contoh: Chlorella
Koloni senobium yaitu koloni yang mempunyai jumlah sel
tertentu sehingga mempunyai bentuk yang relatif tetap, contoh: Volvox,
Pandorina.
Koloni tidak bertauran, contoh: Tetraspora
Berbentuk - filamen tidak bercabang, contoh: Ulothrix,
Oedogonium
Filamen bercabang, contoh: Chladhopora, Pithopora
Hetemtrikus, yaitu filamen bercabang yang bentuknya terbagi
menjadi bagian yang rebah (prostrate) dan bagian yang tegak, contoh: Stigeoclonium
Foliaceus atau parenkimatis, yaitu filamen yang pembelahan
sel vegetatisnya terjadi lebih dari satu bidang, contoh: Ulva
Tubular, yaitu talus yang memilik banyak inti tanpa sekat
melintang, contoh: Caulerpa
SUSUNAN
SEL
Dinding
Sel
Dinding sel tersusun atas dua lapisan, lapisan bagian dalam
tersusun oleh selulosa dan lapisan luar adalah pektin. Tetapi beberapa alga
bangsa Volvocales dindingnya tidak mengandungselulosa, melainkan
tersusun oleh glikoprotein. Dinding sel Caulerpales mengandung xylhan atau
mannan. Banyak jenis Chlorophyceae mempunyai tipe ornamentasi dinding yang
berguna dalam klasifikasi. Dinding sel selain disusn oleh selulosa sebagai
penyusun utama, sel-sel terbut juga biasanya mengandung vakuola pusat yang
besar yang diliputi oleh selapis sitoplasma. Di dalam sitoplasma terdapat butir
kloroplas atau lebih. Kloroplas ini pun kerap berisi massa protein cadangan,
yang disebut pirenoid, yang juga meupakan pusat pembentukan pati.
Pirenoid umumnya diliputi oleh butiran-butiran pati.
Kloroplas
Kloroplas terbungkus oleh sistem
membran rangkap. Pigmen yang terdapat dalam kloroplas yaitu klorofil a dan
klorofil b, beta-karoten serta berbagai macam xantofil, luten, violaxanthin,
zeaxanthin. Kloroplas di dalam sel letaknya mengikuti bentuk dinding sel
(parietal), contoh : Ulothrix atau di tengah lumen sel (axial) contoh :
Muogothia. Pada umumnya satu kloroplas setiap sel tetapi pada Siphonales,
Zignematales terdapat lebih dari satu kloroplas setiap sel. Kloroplas
ini pun kerap berisi massa protein cadangan, yang disebut pirenoid, yang
juga merupakan pusat pembentukan pati. Pirenoid umumnya diliputi oleh
butiran-butiran pati, pirenoid ini berasal dari hasil asimilasi berupa tepung
dan lemak.
Bentuk kloroplas sangat bervariasi,
oleh karena itu penting untuk klasifikasi dalam tingkatan marga. Variasi bentuk
kloroplas sebagai berikut :
Bentuk mangkuk, contoh : Chlamydomonas
Bentuk sabuk (girdle), contoh : Ulothrix
Bentuk cakram, contoh : Chara
Bentuk anyaman, contoh: Oedogonium
Bentuk spiral, contoh : Spirogyra
Inti
Sel
Inti dari Chlorophyceae seperti pada tumbuhan tingkat tinggi
diselubungi membran inti dan terdapat nukleus dan kromatin. Inti umumnya
tunggal, tetapi beberapa anggota misalnya jenis yang tergolong dalam bangsa Siphonales
memiliki inti lebih dari satu.
Cadangan
Makanan
Cadangan makanan merupakan amilum seperti pada tumbuhan
tinggi tersusun sebagai rantai glukosa tidak bercabang yaitu amilose dan rantai
yang bercabang amilopektin. Seringkali amilum tersebut terbentuk dalam granula
bersama dengan badan protein dalam plastida disebut piretinoid, Pirenoid
umumnya diliputi oleh butiran-butiran pati, pirenoid ini berasal dari hasil
asimilasi berupa tepung dan lemak. Tetapi beberapa jenis tidak mempunyai
pirenoid dan jenis yang demikian ini merupakan golongan Chlorophyceae yang
telah tinggi tingkatannya. Jumlah pirenoid umumnya dalam tiapel tertentu dan
alat digunakan sebagai taksonomi.
Flagel
Dua
tipe pergerakan fototaksis pada Chlorophyceae, yaitu:
Pergerakan dengan flagela
Pada umumnya sel alga hijau baik sel vegetatif maupun sel
generatif dijumpai adanya alat gerak. Flagela pada kelas Chlorophyceae selalu
bertipe whiplash (akronematik) dan sama panjang (isokon), kecuali pada bangsa Oedogoniales
memiliki tipe stefanokon. Flagela dihubungkan dengan struktur yang sangat luas
disebut aparatus neuromotor, merupakan granula pada pangkal dari tiap flagela
disebut blepharoplas. Tiap flagela terdiri dari axonema yang tersusun oleh 9
dupklet mikrotubula mengelilingi bagian tengah terdapat 2 singlet mikrotubula.
Struktur semacam ini dikenal sebagai susunan 9 + 2, flagela tersebut
dikelilingi oleh selubung plasma.
Pergerakan dengan sekresi lendir.
Dalam monografi tentang desmid,
ditunjukan terjadi pergerakan pada desmid di permukaan lumpur dalam
laboratorium. Pergerakan tersebut disebabkan adanya stimulus cahaya yang diduga
oleh adanya sekresi lendir melalui porus dinding sel pada bagian apikal dari
sel. Selama pergerakan ke depan kutub belafadul dari satu sisi ke sisi yang
lain sehingga lendir bagian belakang seperti berkelok-kelok.
Perkembang biakan
Secara umum perkembangbiakan ganging
hijau dapat dibagi kedalam tiga cara, yaitu :
Secara vegetative
Perkembangbiakan vegetative dilakukan
dengan fragmentasi tubuhnya dan juga melakukan pembelahan sel.
Secara Asexual
Perkembangbiakan dengan cara membentuk sel khusus yang mampu
berkembang menjadi individu baru tanpa terjadinya peleburan sel kelamin. Pada umumnya
terjadi dengan perantara spora, oleh karena itu sering disebut perkembangbiakan
secara sporik.
Zoospora dibentuk oleh sel vegetative, tetapi
beberapa tumbuhan terbentuk dalam sel khusus disebut sporangin. Zoospora
setelah periode berenang beberapa waktu berhenti pada substrat yang sesuai.
Umumnya dengan ujung anterior. Flagella dilepaskan dan terbentuk dinding,
selama poses ini alga mensekresikan lendir yang berperan untuk mempertahankan
diri.
Menurut litelatur yang lain
perkembangbiakan secara asexual terjadi dengan pembentukan zoospore, yang
berbentuk buah per dengan 2 – 4 bulu cambuk tanpa rambut- rambut mengkilap pada
ujungnya, mempunyai 2 vakuola kontraktil, kebanyakan juga suatu bintik mata
merah, dengan kloroplas di bagian bawah yang berbentuk piala atau pot.
Selain dengan zoospora,
perkembangbiakan secara asexual dilakukan dengan pembentukan :
Aplanospora
Hipnospora
Autospora
3. Secara sexual
Perkembangbiakan secara sexual banyak dijumpai yaitu :
isogami, anisogami, dan oogami. Meiosis dapat terjadi pada zigot yang
berkecambah atau pada waktu pembentukan spora atau gamet. Daur hidup yang umum
dijumpai adalah tipe haplontik, meskipun beberapa jenis termasuk tipe
diolohaplonthik.
Isogami merupakan perkembangbiakan secara seksual yang
paling sederhana dan menunjukan kea rah anisogami. Pada tipe anisogami masing –
masing jenis merupakan sel bebas dengan ukuran tidak sama, sedangkan yang lebih
maju yaitu tipe oogami. Pada tipe oogami masing – masing jenis telah menunjukan
perbedaan baik ukuran maupun bentuknya.
Pergiliran
Generasi
Pada gangang terdapat hal yang sangat
beragam pada sifat ke dua generasinya. Tubuh
tumbuhan kebanyakan koloni gangang hijau yang berfilamen dan yang tidak
termasuk generasi haploid atau gametofit. Tumbuhan tersebut menghasilkan gamet
– gamet haploid, atau gametofit. Tumbuhan tersebut menghasilkan gamet – gamet
haploid yang dapat saling melebur diri membentuk zigot. Zigot ini merupakan sporofit, karena
meiosis terjadi pada zigot berkecambah. Pada Oedogonium misalnya, telur
yang telah dibuahi merupakan satu – satunya sel diploid, sedangkan kesemua
struktur lain pada tumbuhan tersebut meliputi filament, zoospore asexual,
gamet, dan spora – spora yang terbentuk sesudah meiosis, termasuk generasi
gametofit.
Pada Spirogyra pada saat terjadinya perkecambahan,
nucleus zigospora berkembang menjadi empat nucleus, masing – masing dengan
jumlah kromosom n (haploid). Tiga dari keempat nucleus itu gugur, namun
nucleus yang keempat menjadi nucleus sel pertama filament yang baru. Asal –
usul tubuh tumbuhan tinggi yang bersifat diploid tidak dapat di cari diantara
spesies semacam itu, karena semua struktur vegetatifnya termasuk generasi
gametofit.
Di antara tipe – tipe siklus hidup yang dijumpai pada
gangang ialah yang generasi diploidnya merupakan fase menyolok dalam siklus
hidupnya, sedang generasi haploid menjadi terdesak dan ada kemungkinan sangat
tereduksi. Siklus hidup semacam itu, yang mendekati daur hidup tumbuhan biji,
terutama ditemukan di antara gangang coklat. Pada tipe ketiga kedua generasi tidak
tergantung sesamanya, dan banyak persamaanya sampai kepada ukurannya. Siklus
hidup semacam itu dijumpai pada gangang hijau tertentu, beberapa jenisgangang
coklat, dan kebanyakan gangang merah. Bagaimanapu, gangang mrah dan coklat
tidak dapat diterima sebagai nenek moyang suatu bentuk kehidupantumbuhan
tingkat tinggi. Perlengkapan untuk fotosintesis golongan gangang tersebut tidak
serupa dengan yang dimiliki tumbuhan tingkat tinggi, dan kedua macam algae
tersebut telah menjadi sedemikian terspesialisasinya sesuai dengan kehidupan di
laut.
Secara umum dari bahasan diatas pergiliran generasi atau
keturunan dari gangang hijau dapat dibedakan menjadi :
Isomorf (tumbuhan sporofit sama dengan tumbuhan gametofit)
Heteromorf
(tumbuhan sporofit tidak sama dengan tumbuhan gametofit)
Pola
Daur Hidup
Ada
2 macam pola daur hidup, yaitu :
Haplobiontik yaitu selama pergiliran keturunannya golongan tumbuhan
ini hanya mempunyai satu macam tumbuhan yaitu tumbuhan yang bersifat haploid.
Diplobiontik yaitu tumbuhan yang di dalam pergiliran
keturunannya mempunyai 2 macam tumbuhan yaitu tumbuhan yang bersifat haploid
dan tumbuhan yang bersifat diploid.
Peranan
Chlorophyta
Chlorophyta
mempunyai peranan di dalam kehidupan sebagai :
Produsen dari ekosistem air
Sebagai alternatif bahan pangan bagi astronot, terutama spesies chlorela
(karena kandungan chlorelinnya banyak mengandung vitamin E)
Beberapa
spesies ganggang hijau biru dapat dimanfaatkan sebagai sumber makanan
alternative, misalnya Spirulina sp.
Beberapa
spesies ganggang hijau – biru yang bersimbiosis dapat menambat (fiksasi)
nitrogen bebas , sehingga menambah kesuburan tanah, misalnya : Anabaena
azollae.
Chlorella digunakan untuk makanan suplemen, obat-obaatn, dan
kosmetik
DIVISI
CHRYSOPHYTA
3.1 Pendahuluan
Chrysophyta, divisi (divisi) dari unicellular organisme laut
atau air tawar dari kerajaan Protista
terdiri dari diatoms
(kelas Bacillariophyceae), emas, atau emas-coklat, alga (kelas Chrysophyceae),
dan kuning-ganggang hijau (kelas Xanthophyceae). Divisi chrysophyta memiliki 3 kelas,
berdasarkan pada, persediaan karbohidrat, struktur kloroplas dan heterokontous
flagelata. Selain berdasarkan hal tadi divisi chrysophyta juga dapat dibagi ke
dalam 3 klas yaitu gangang hijau-kuning, gangang coklat-emas dan diatom.
Klasifikasi Chrysophyta
Chrysophyta
dibagi menjadi 3 kelas yaitu:
Kelas
Xanthopyceae
Kelas
Chrysophyceae
Kelas
Bacilloryphyceae / Diatomeae
Secara umum ciri – ciri dari divisi Chrysophyta adalah:
1. Tempat Hidup: Hidup di air tawar,
air laut dan tanah
2. Susunan Tubuh: -Berbentuk sel
tungal, contoh : Botrydiopsis
-Berbentuk
Filamen, contoh : Tribonema
-Berbentuk
Tubular, contoh : Vaucheria
3. Susunan Sel: Umumnya tidak mempunyai
dinding sel. Bila mempunyai dinding sel, terdiri dari pektin dan silikon
(SiO3). Terdiri dari dua bagian yang saling menutupi, seperti Tribonema sp.
4. Alat Gerak: Berupa 2 buah flagel
yang tidak sama panjang. Satu bagian di ujung / apikal, bagian yangnya terletak
di anterior.
5. Isi Sel :
-Terdapat inti sel : Berbentuk tunggal dan berbentuk banyak inti
-Terdapat plastida berbentuk cakram tanpa pirenoid
-Pigmen : Klorofil a dan b, Betakaroten, Xanthofil.
6. Cadangan Makanan: Berupa
krisolaminarin (Lutein). Penyimpanan produk makanan dari chrysophytes adalah
minyak atau polysaccharide laminarin.
7.
Perkembangbiakan: -Secara Vegetatif, dengan cara pembelahan sel dan fragmentasi
-Secara Sporik, dengan cara pembentukan
zoospora, contoh : Botrydiopsis, Tribonema
-Dengan pembentukan apianospora, contoh : Botrydium
-Secara gametik, dengan oogamet (oogami), contoh :
Vaucheria.
-Dengan Isogamet (isogami), contoh:
Botrydium
CIRI-CIRI KELAS
3.1.2.1 Kelas Xanthophyceae
A.
Tempat hidup: Di air atau di darat
B. Perkembangbiakan:
Seksual yaitu dengan oogami artinya terjadi peleburan
spermatozoid yang dihasilkan anteridium dengan ovum yang dihasilkan oogonium
membentuk zigot. Zigot tumbuh menjadi filamen baru. Vegetatif dengan membentuk
zoospora.
Xanthophyceae juga lazim dikenal dengan
nama alga hijau – kuning, karena alga ini mempunyai plastid hijau kekuningan,
warna ini disebabkan kelebihan Xanthofil. Salah
satu contoh dari kelas ini adalah Vaucheria yang berwarna hijau
kuningdan menyolok, tumbuh secara umum dan kerap kali ditelaah, dahulunya
dikelompokkan bersama – sama chlorophyta. Bermacam – macam spesiesnya dapat
hidup dalam air atau di darat. Yang hidup di darat dapat ditemui tumbuh dalam
massa seperti beludru di kolam atau tepi sungai yang lembab, atau dapat hidup
sebagai selaput tipis di tanah kebun dan pot – pot yang ada dalam rumah kaca.
Alga ini memiliki klorofil (pigmen hijau) dan xantofil
(pigmen kuning) karena itu warnanya hijau kekuning-kuningan. Contoh: Vaucheria.
Vaucheria tersusun atas banyak sel yang berbentuk benang, bercabang tapi tidak
bersekat. Filamen mempunyai banyak inti dan disebut Coenocytic. Berkembangbiak
secara seksual yaitu dengan oogami artinya terjadi peleburan spermatozoid yang
dihasilkan anteridium dengan ovum yang dihasilkan oogonium membentuk zigot. Zigot tumbuh
menjadi filamen baru. Reproduksi secara vegetatif dengan membentuk zoospora.
Zoospora terlepas dari induknya mengembara dan jatuh di tempat yang cocok
menjadi filamen baru.
Reproduksi berlangsung dengan cara
asexual dan sexual (oogami). Cara yang pertama biasanya dengan pembentukan
zoospora, satu demi satu dalam sporangium berbentuk gada yang dipisahkan pada
ujung – ujung cabang. Zoospora itu multinukleat, permukaanya dilengkapi dengan
amat banyak flagela, yang terdapat berpasang – pasangan, maka zoospora itu
dianggap sebagai struktur majemuk yang merupakan sejumlah besar zoospora kecil
yang berflagela dua dan yang tidak berhasil memisahkan diri. Zoospora memisahkan
diri dari sporangium melalui pori ujung, berenang – renang selama beberapa
saat, lalu menetap, flagela pun hilang, kemudian berkecambah untuk menjadi
tumbuhan baru.
Bilamana bereproduksi secara seksual,
maka oogonia dan anteridia biasanya terbentuk pada filamen yang sama, pada
cabang lateral yang sama, atau dapat pula pada cabang yang berdekatan. Oogonia
terdapat di ujung atau pada percabangan sisi yang dipisahkan oleh dinding dari
filamen utama atau cabang fertil. Satu telur uninukleat besar yang mengandung
plastid dan tetesan minyak terdapat di dalam oogonium. Anteridium terdiri dari
bagian terminal suatu cabang sisi, biasanya melengkung dan mengandung sejumlah
besar sperma berflagela sangat kecil. Spema keluar melalui pori – pori pada anteridium dan memasuki
oogonium melalui pori. Salah satu spema bersatu dengan inti dalam telur.
Setelah pembuahan, terjadilah zigot yang membentuk dinding tebal lalu menjalani
masa dorman. Sesudah perkecambahan, zigot itu tumbuh langsung menjadi filamen
baru.
3.1.2.2 Klas Chrysophyceae
Klas Chrysophyceae, sering juga disebut
dengan nama gangang coklat – emas. Seperti halnya gangang hijau kuning, gangang
coklat – emas sangat
beragam dalam bentuk meskipun sebagian besar uniseluler dan motil atau
berbentuk koloni yang tidak berfilamen. Di dalam sel terdapat satu atau
beberapa plastid yang besar, selain dari klorofil, berisikan pigmen karetinoid
tertentu yang berlebihan.
Secara umum klas chrysophyceae mempunyai ciri umum yaitu:
a.
Tempat Hidup : Di air tawar, dan di air laut.
b.
Susunan Tubuh: -Berbentuk sel tunggal, contoh : Ochromonas, dan Chrysamoeba
-Berbentuk koloni, contoh : Synura dan
Dinobryon
c. Susunan sel:
Umumnya tidak ada dinding sel, maka terdiri dari: Lorika, contoh: Dinobryon,
dan Kephryon. Atau bisa juga tersusun dari lempengan silikon, contoh: Sinura
dan Mallomonas. Atau bisa juga tersusun dari cakram kalsium karbonat, contoh :
Syracospaera.
d. Alat Gerak :
Terdiri dari flagel dan jumlahnya tidak sama tiap marga, contoh : Synura
dan Syracosphaera, mempunyai 2 flagel yang sama panjang. Dinobryon
dan Ocromonas, mempunyai 2 flagel yang tidak sama panjangnya. Chrysamoeba,
memiliki 1 flagel.
e. Isi Sel :
Berinti tunggal; Plastida, terdiri dari 1 dan 2; Pigmen, berupa klorofil a, b,
dan c Betakaroten, Xanthofil, berupa lutein, diadinoxanthin, fukoxanthin, dan
dinoxanthin.
f. Cadangan Makanan : Cadangan makanan berupa
krisolaminarin.
g.
Perlembangbiakan: Vegetatif dengan membelah secara longitudinal dan
fragmentasi. Fragmentasi ada
2 macam, yaitu : Koloni memisah menjadi 2 bagian atau lebih. Sel tunggal
melepaskan diri dari koloni kemudian membentuk koloni yang baru. Sporik, dengan
membentuk zoospora (untuk sel – sel yang yang tidak berflagel) dan statospora.
Statospora yaitu tipe spora paling unik
yan diketemukan pada Chrysophyta, khususnya pada kelas Chrysophyceae dengan
bentuk speris dan bulat. Dinding spora bersilia, tersusun atas 2 bagian yang
saling tumpang tindih, mempunyai lubang atau pore dan ditutupi oleh sumbat yang
mengandung gelatin.
Beberapa
spesies bentuk statosporanya bermacam – macam, yaitu :
Ada yang berdinding halus
Berornamen, dan
Berduri, ketiga bentuk tersebut dapat ditemukan pada genus
yang non motil, contoh : Chysomonadales
Pada genus yang motil statospora yang diketemukan berada
pada fase istirahat, yaitu : flagel tertarik ke dalam dan membentuk bagian yang
sperik atau bulat selanjutnya flagel mengalami diferensiasi internal dari
protoplasma yang sperik. Yang terpisah hanya bagian membran plasma dari bagian
periferi protoplasma asli. Kemudian sekresi dari dinding antara dua membran
plasma yang baru terbentuk, kecuali daerah sirkuler, nantinya akan membentuk
lubang atau pore.
Klas Bacillariophyceae
Alga ini uniseluler atau berbentuk
koloni, yang secara luas tersebar di dalam air tawar dan air asin. Kebanyakan
spesies berenag – renang bebas, tetapi beberapa menempel pada tumbuhan atau
benda – benda lain. Dinding sel terdiri dari dua belahan, atau katup, yang
saling menutupi. Bentuk umum sel itu persegi panjang sampai bulat tetapi banyak
variasinya.
Dinding sel terdiri dari lapisan pektin
di bagian dalam dan lapisan silika (SiO2) di baian luar. Silika adalh
mineral yang paling banyak tersebar di muka bumi dan merupakan bagian pokok
kaca. Apabila pektin dan kandungan organik sel itu hancur, maka tersisalah
cangkang silika yang tembus cahaya. Katup – katup dihiasi dengan bermacam ragam
aluran, kerutan, lubang renik, dan tanda – tanda lain sehingga
Bacillariophyceae atau juga sering disebut diatom itu tampak sangat indah di
bawah mikroskop. Lubang – lubang kecil pada cangkang yang tidak dapat dilewati
memungkinkan hubungan antara protoplas dan lingkungan yang mengandung air. Di
dalam sitoplasma terdapat satu sampai beberapa plastid, berisi pigmen coklat –
emas yang menutupi klorofil. Zat makanan disimpan dalam bentuk minyak, dan
benda ini acap kali dapat terlihat dalam sel seperti tetesan bulat yang besar.
Diatom memperbanyak diri dengan proses
seksual, tetapi cara yang utama melalui pembelahan sel. Nukleus, protoplasma,
dan plastid berbelah untuk membentuk dua protoplas, masing – masing di dalam
salah satu katup. Dinding baru, yang merupakan katup sebelah dalam, kemudian
tumbuh di seluruh protoplas masing – masing. Sel anak dapat berpisah atau tetap
bersama dalam satu koloni, sel – selnya itu bersatu oleh kelubung (sarung)
bergelatin.
Jumlah spesies diatom banyak sekali
(sekitar 16.000). Jumlah yang kini hidup atau diketahui pernah hidup dalam masa
geologi lampau jauh daripada yang diperkirakan. Sebagian besar hidup dalam air
laut, dan apabila tumbuhan renik ini mati, maka jatuh ke dasar laut dan, karena
mengandung zat silika, dinding selnya tidak akan hancur -hancur atau tetap
lestari. Endapan besar bahan ini yang dikenal dengan nama tanah diatom,
dijumpai di banyak di bagian permukaan bumi. Di Amerika Serikat, kumpulan yang
terbesar setebal 1.400 kaki (atau lebih dari lima puluh meter) terdapat di
California.
Karena tanah diatom ini secara kimiawi
itu lebam dan memiliki sifat – sifat fisika yang luar biasa, maka zat itu amat
penting dan bernilai bagi industri. Misalnya digunakan untuk bahan penyaringan,
yang secara luas digunakan untuk memisahkan zat pewarna dari produk – produk
seperti bensin dan gula. Karean bukan penghantar panas yang baik, maka tanah
diatom ini digunakan dalam pipa pemanas dan pipa uap. Juga karena menyerap
bunyi, bahan ini digunakan dalam alat pengedap suara. Selain itu dimanfaatkan
dalam pembuatan cat, pernis, piringan hitam, dan wadah untuk kotak baterai.
Karena kerasnya, juga dipakai dalam bahan pelicin, dan bahan pengemplas.
Secara umum ciri – ciri dari klas Bacillariophyceae :
Tempat Hidup
Di
air laut, air tawar, ataupun pada tanah – tanah yang lembab.
Susunan Tubuh
Berbentuk
sel tunggal
Berbentuk koloni dengan bentuk tubuh simetri bilateral
(pennales) dan simetri radial (Centrales).
Susunan Sel
Terdapat dinding sel yang disebut frustula tersusun dari
bagian dasar yang dinamakan hipoteka dan bagian tutup (epiteka) dan sabuk
(singulum). Frustula ini tersusun oleh zat pektin yang dilapisi silikon.
Epiteka dan Hipoteka tersusun oleh valve atas dan valve bawah. Valve tersusun
dari : rafe, stria, nodulus pusat dan nodulus kutub.
Pennales pinna berarti sirip, strianya tersusun menyirip,
banyak ditemukan di air tawar.
Centrales, central berarti pusat, strianya tersusun
memusat, banyak ditemukan di air laut.
Alat Gerak
Fagel
terdapat pada sperma.
Isi Sel
Berinti
tunggal dan berinti diploid
Pigmen
: kolorofil a dan c
Betakaroten
dan xanthofil (fukoxanthin)
Cadangan Makanan
Berupa
tepung krisolaminarin
Perkembangbiakan
Secara
vegetatif, dengan pembelahan sel.
Secara
gametik, dengan membentuk auxospora, dengan cara : Partegonosis, pedogami, konjugasi isogami,
konjugasi anisogami, autogami dan oogami.
Catatan:
Pembentukan Auxospora
Sel induk akan membelah menjadi 2 sel
anak, masing – masing sel anak akan membelah menjadi 2 sel anakan, sel anak
makin lama makin mengecil. Sel anak anak lama kelamaan menjadi besar membentuk
auxospora.
Partogenesis
Sel induk tidak membelah hanya intinya saja yang membelah
secara mitosis, diawali dari mitosis pertama. Kemudian inti melebur,
dilanjutkan mitosis ke dua yang pada akhirnya dinding sel pecah dan inti
diselubungi lendir dan membentuk dinding baru (auxospora).
Pedogami (perkawinan anak)
Sel dengan satu inti membelah secara meiosis menjadi dua sel
anak dan sel anak ini akan menjadi membentuk 4 inti, plasma sel memisah dengan
masing – masing dua inti, dua inti pertama mengalami degenerasi. Dua inti yang
kedua mengadakan penggabungan (perkawinan anak), membentuk auxospora.
Konjugasi
Dua sel induk berdekatan melakukan senggama, dilanjutkan
dengan plasmogami, dilanjutkan dengan sinapsis dan diakhiri dengan karyogami.
Konjugasi anisogami : satu sel dengan satu inti membelah
secara meiosis membentuk menjadi 4 inti. 2 inti mengalami degenerasi dan 2 inti
bersifat fungsional. 2 inti yang fungsional mengadakan pembelahan sel lagi
membentuk 4 inti yang terdiri dari 2 inti besar dan 2 inti kecil. Inti kecil
bergabung dengan inti kecil (auxospora).
Konjugasi isogami : pada prinsipnya proses konjugasi
isogami sama dengan anisogami. Perbedaanya
pada ukuran inti hasil pembelahan adalah sama besar.
Oogami
Oogami
dilakukan oleh sel telut (non motil), gamet jantan (motil) yang mendatangi
gamet betina (sel telur), mengadakan pembelahan meiosis dan membentuk
anteridium.
Autogami
Inti
sel membelah secara mitosis menjadi 2 inti, dilanjutkan dengan pembelahan
meiosis membentuk 4 inti, 2 inti mengalami degenerasi dan 2 inti bergabung
membentuk auxospora.
Secara
umum ciri – ciri dari anggota Divisi Chrysophyta adalah sebagi berikut:
DIVISI
PYRROPHYTA
Pendahuluan
Kebanyakan anggota divisi ini disebut dinoflagelata, yakni
mencakup berbagai spesies yang uniseluler, motil, beberapa tanpa membungkus
tetapi sebagian besar dilengkapi dengan dinding sel. Ciri yang utama ialah adanya celah dan
alur sebelah luar, masing – masing mengandung satu bulu cambuk dengan satu alur
melintang dan seluruhnya melingkupi selnya, yang satu lagi membujur dan hanya
meluas sepanjang satu sisi. Dinding sel, bilamana ada, acap kali dibagi – bagi
menjadi lempengan selulose poligonal, yang brsambungan sangat rapat. Beberapa
plastid, yang berisi klorofil dan pigmen coklat kekuning – kuningan tersimpan
di dalam sel. Cara perkembangbiakan yang umum ialah pembelahan sel.
Dinoflagelata terutama hidup di dalam air laut meskipun beberapa spesies terdapat
dalam air tawar, kadang – kadang dalam jumlah besar. Sejumlah dinoflagelata
marine bersama dengan binatang laut yang amat kecil, bersifat pendarfosfor dan
memancarkan demikian banyaknya cahaya sehingga sangat menyolok pada waktu
malam, teristimewa jika laut itu terganng. Dinoflagelata, bersama -sama diatom,
sangat penting perananya dalam ekonomi laut.
Pyrrophyta atau lebih dikenal sebagai
Dinophyceae atau Dinoflagellata merupakan protista yang hidup di laut atau air
tawar, dikelompokkan sebagai protista autotrof oleh adanya klorofil a dan c ,
tetapi tidak mempunyai klorofil b pigmen xantophil yang khas yaitu peridinin,
neoperidinin, dinoxanthin dan neodinoxanthin) dan b karoten yang memberikan
warna coklat atau warna coklat emas. Cadangan makanan berbentuk tepung atau
minyak. Pyrrophyta bersifat fotoautotrof atau heterotrof, sebagai saprofit,
parasit, hidup bersimbiose atau holozoik sehingga dinamakan pula sebagai
Dinoflagellata karena mempunyai sepasang flagella yang tidak sama panjang.
Karakteristik dari organisme ini dari eukariotik lainnya adalah tetap
memadatnya kromosom pada semua stadia sehingga dikenal dengan sifat
mesokariotik.
Dinoflagellata adalah mikroskopis,
(biasanya) unicellular, flagellated, sering photosynthetic protists, umumnya
dianggap sebagai “Ganggang” (Divisi Pyrrophyta). Mereka dicirikan oleh
melintang flagellum yang encircles tubuh (seringkali dalam alur dikenal sebagai
cingulum) dan longitudinal flagellum berorientasi lurus ke malang flagellum.
Kedua flagella yang terpasang di titik yang sama pada dinding sel, dengan
konvensi mendefinisikan permukaan perut. Jalur ini biasanya sedikit depresi,
dan adalah istilah yang sulcus. Dalam heterotrophic dinoflagellates (orang yang
makan organisme lain), ini adalah titik di mana struktur berbentuk kerucut
makan, yang gagang bunga, diproyeksikan untuk mengkonsumsi makanan.
Dinoflagellates memiliki struktur yang unik nuklir di beberapa tahap siklus
hidup mereka – sebuah dinokaryotic inti (sebagaimana berlawanan dengan
eukaryotic atau prokaryotic), di mana chromosomes adalah perminently kental.
Sel dinding banyak dinoflagellates dibagi ke dalam piring dari selulosa (
“baja”) dalam amphiesmal vesicles, dikenal sebagai theca. Piring ini suatu
bentuk geometri / topologi dikenal sebagai tabulasi, yang berarti utama untuk
klasifikasi. Kedua heterotrophic (makan organisme lain) dan autotrophic
(photosynthetic) dinoflagellates diketahui. Beberapa adalah baik. Mereka
membentuk bagian penting dari dasar planktonic produksi baik di lautan dan
danau. Kebanyakan dinoflagellates sedang melalui siklus hidup kompleks yang
melibatkan beberapa langkah, baik seksual dan asexual, dan bukan mobil-mobil.
Beberapa jenis bentuk cysts terdiri dari sporopollenin (sebuah polimer
organik), dan melestarikan sebagai fosil. Seringkali tabulasi dari beberapa
dinding sel dinyatakan dalam bentuk dan / atau hiasan dari kista.
Karena mereka photosynthetic,
dinoflagellates berisi chloroplasts. Sebagian besar spesies mempunyai dua
flagella, yang kandang jika organisme merupakan kista. Dinoflagellates berisi
cholorophyll klorofil a dan air bersih c2. Dinoflagellata memiliki dua bentuk:
berlapis baja (dengan thecal piring) dan telanjang. Beberapa spesies adalah
bioluminescent, yang berarti bahwa mereka dapat menghasilkan cahaya sendiri,
mirip dengan fireflies. Selama periode dari lingkungan stres, dinoflagellates
formulir cysts. Yang paling umum dinoflagellate fosil adalah orang-orang dalam
bentuk kista. Namun, beberapa spesies memiliki kista sel dinding terbuat dari
selulosa, yang tidak menjadi fosil. Mereka yang menjadi fosil biasanya memiliki
dinding yang terbuat dari bahan yang mirip dengan sporopollenin.
Kebanyakan dinoflagelata adalah sle
biflagelata solitary. Dua tipe dasar telah dapat dibedakan. Desmokont memiliki
dua anterior flagelata, satu flagellum mungkin melingkari diatas permukaan sel.
Dinokont memiliki flagela insert yang lateral, satu flagelum adalah seperti
pita dan melingkari sel pada sebuah lekukan dan flagellum yang lain berkembang
terbalik. Tipe sel dinikont dibagi oelh dua lekukan ekuatorial dan korset ke
dalam epicone dan hypocone. Flagelum posterior berkembang sampai ke tempat
penurunan yang disebut sulcus. Nama, dinoflagelata berasal dari gerakan
berputar dan sel swimming. Meskipun kebanyakan dinoflagelata adalah flageta
uniseluler, koloni dari sel flagellata, sel non – flagellata, pengumpulan
palmelloid, dan filamen adalah diketahui. Selvegetatif non – flegellata
menunjukan bahwa dinoflagellata alami ketika mereka pada tahapan reproduktif
membentuk dinokont.
4.2 HABITAT
4.2.1 Kehidupan dalam Air
Baik air tawar maupun air laut
mengandung organisme yan luar biasa beragamnya. Beberapa diantaranya hidup di
dalam beberapa melekat, dan yan berenang –
renang dengan bebasnya. Banyak yang terapun pada atau dekat permukaan, nonmotil
atau berenag secara lemah saja, dan mudah terpengaruh arus atau pasang. Spesies
yang terapung bebas ini dinamakan Plankton dan dibagi menjadi dua kelompok,
yaitu fitoplankton dan zooplankton. Beberapa unsur pokok pada plankton, seperti
misalnya algae dan ubur – ubur tertentu, besar – besar, tetapi kebanyakan
sangat kecil hampir mendekati ukuran mikroskopis. Istilah plankton dalam
pemakaian sehari – hari dikenakan bagi bentuk yang sangat kecil daripada yang
besar – besar dalam kehidupan terapung.
Fitoplankton terutama uniseluler atau kolonial, dan
mengandung berbagai spesies yang tergolong dalam kebanyakan kelas algae,
bersama beberapa bakteri dan fungi. Zooplankton terdiri dari bentuk – bentuk
uniseluler atau multiseluler dan mencakup sejumlah besar binatang invertebrata
kecil – kecil lagi beragam, bersama dengan tingkatan larva bentuk – bentuk
kehidupan lain, baik yang akuatik maupun yang teresterial. Kepentingannya
dalam rantai makanan dalam air hampir tidak dapat diduga dalam tinngi.
4.3 SIKLUS HIDUP
“Di antara protists, siklus hidupnya dapat:
haplontic, di
mana vegetatif (yaitu pakan dan aktif asexually mereproduksi) adalah sel
haploid, yang menjadi satu-satunya zygote sel diploid dalam siklus hidup;
sel vegetatif
adalah diploid, yang gametes menjadi satu-satunya sel haploid dalam siklus
hidup; atau
diplohaplontic,
di mana ada selingan dari diploid dan vegetatif haploid generasi.
DIVISI
EUGLENOPHYTA
5.1
PENDAHULUAN
Divisi biologis ini berisi spesies ganggang Euglena viridis
dan lebih dari 1.000 spesies ganggang terkait; mereka semua uniseluler (bersel
tunggal) dan terutama ditemukan di lingkungan air tawar. Mereka semua
fotosintetik (meskipun beberapa heterotrophs sekunder) dan mereka semua
mengandung chlorophylls a dan b. Fitur yang unik divisi ini adalah bahwa mereka
menyimpan energi yang mereka hasilkan dari fotosintesis sebagai paramylum,
karbohidrat yang tidak biasa. Anggota divisi ini memiliki vakuola kontraktil
dan satu flagela.
E. DIVISI CRYPTOPHYTA
Dan
phycobiliproteins; pati disimpan di luar kloroplas; mitokondria dengan krista
diratakan; pipa rambut pada 1 atau kedua flagela; ejectosomes khusus terletak di galur atau
kerongkongan dekat flagela; periplast sel tertutup, seringkali rumit dihiasi
lembaran atau skala yang meliputi; nucleomorph mungkin mengurangi mewakili inti
simbiosis organisme; sekitar 200 dijelaskan spesies; Chilomonas, Cryptomonas, Falcomonas, and
Falcomonas, dan Rhinomonas. Rhinomonas.